Selasa, 21 November 2017

KEDUDUKAN PUBLIC RELATION KORPORAT



KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS

Secara umum Public Relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada di antara dua pihak publik. Baik untuk publik lingkup internal maupun publik lingkup eksternal.  Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public Relations Officer sesuai fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah’ perusahaan atau organisasi. Khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik yang berada di dalam dan umumnya dengan publik publik yang berada di luar perusahaan.
Pada kali ini kita akan bahas tentang Kedudukan humas dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo (2004:9), bila humas diakui sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, maka humas harus berada langsung di bawah direksi. Humas harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan, sehingga ia harus langsung berada di pihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. (Tondowidjojo, 2004:9). Sedangkan menurut Renald Khasali, public relations merupakan fungsi manajemen yang sama pentingnya dengan pemasaran, Public Relationoduksi, keuangan dan SUMBER DAYA MANUSIA.
Menurut Tondowidjojo, kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi kadang-kadang juga perlu untuk berimPublic Relationovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis data yang diperoleh tentang organisasi dan lingkungannya. Seberapa jauh PUBLIC RELATION harus menapakkan kakinya ke peran internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya tergantung pada kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran ideal fungsi PUBLIC RELATION, tentu saja keseimbangan peran internal dan eksternal adalah perlu. Seberapa jauh titik keseimbangan tersebut harus dijalankan tentu tergantung pada bidang gerak perusahaan/organisasi yang bersangkutan.
Semakin kuat kedekatan perusahaan dengan publik dengan sendirinya membutuhkan banyak konsentrasi untuk memerhatikan publik. Sebaliknya kalau perusahaan lebih banyak bergerak pada komunitas yang tidak secara langsung menemui publik, maka peran PUBLIC RELATION harus dioptimalkan secara internal.

Menurut Moore (2004:159) “Humas di tingkat manajemen puncak sebuah organisasi, dengan seorang direktur utama dan dewan direktur. Karena tindakan manajemen dan kebijaksanaan manajemen mempengaruhi Humas, maka fungsi humas harus ada dalam kedudukan tertentu di dalam struktur organisasi untuk berpartisipasi dengan manajemen dalam keputusan kebijakan umum”.
Posisi PUBLIC RELATION di Bagan Organisasi dan hubungannya dengan pimpinan manajemen (Top Management) seringkali dapat di jelaskan dengan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana fungsi PUBLIC RELATION ini muncul. Pada awalnya Fungsi PUBLIC RELATION merupakan bagian integral dari departemen Sumber Daya Manusia sebagai tenaga pendukung komunikasi karyawan.

Karena fungsi ini terus berkembang, tidak hanya sekedar komunikasi karyawan belaka, maka pihak manajemen memisahkannya dari departemen SUMBER DAYA MANUSIA dan memberinya nama baru “Departemen PUBLIC RELATION”. Manajer departemen baru ini bertanggung jawab langsung ke CEO.
Berikut adalah kedudukan PUBLIC RELATION secara struktural menurut Cutlip, Center, & Broom (2009) 



Bagan Kedudukan PR dalam Organisasi Cutlip Center & Broom
Bagan Kedudukan PUBLIC RELATION dalam Organisasi Cutlip Center & Broom

Pada sebuah perusahaan Pimpinan Utama dan public relations seharusnya merupakan satu unit wadah kerja. Public Relations dan pimpinan utama merupakan “dwi-tunggal” yang harmonis dalam menggerakkan perusahaannya. Pimpinan sebagai pemegang policy dan public relations sebagai penterjemah daripada policy itu.
Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang tengah-tengah publiknya, public relations menyampaikannya pada Pimpinan Utama perusahaan. Dengan demikian, selain sebagai penyambung lidah perusahaan atau organisasi Public Relations dapat pula dikatakan sebagai “jembatan penghubung” di antara dua macam publiknya, baik internal maupun eksternal.

Dari gambaran tersebut, maka ideallah jika kedudukan PUBLIC RELATION secara organisatoris memang harus berada sedekat mungkin dengan Pimpinan Utama, di atas bagian-bagian yang ada dalam perusahaan itu. Kedudukan tersebut diartikan sebagai fungsi menurut hierarki kerja dalam kaitannya dengan aspek komunikasi sebagai unsur-unsur yang ada dalam perusahaan, yakni dilihat secara vertikal.(Yulianita, 2007:85)
Sesuai dengan fungsinya, kedudukan PUBLIC RELATION dalam konteks yang ideal dalam suatu perusahaan atau organisasi, menduduki tempat sebagai konsultan perusahaan atau organisasi khususnya konsultan dalam hal kegiatan komunikasi manajemen perusahaan.
Namun, pada perusahaan-perusahaan yang kecil, biasanya tugas PUBLIC RELATION dipegang langsung oleh pimpinan sendiri. Misalnya toko-toko kecil, dokter-dokter yang berPublic Relationaktek sendiri, konsultan-konsultan, dan perusahaan-perusahaan lainnya yang organisasinya relatif kecil.














Kutipan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar